Text
Kisah 1001 Malam jilid 7
Pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid, seluruh jin di dunia ini tunduk kepada seekor Raja Diraja Jin yang berkuasa di kepulauan Waq Waq. Ia punya anak cantik bernama Putri Manar Sana. Nah, putri ini dinikahi oleh seorang manusia pengrajin emas, Hasan ash-Sha’igh al-Bashri. Petualangan lelaki asal Basrah itu dalam menjerat hati sang pujaannya, badai yang menerpa biduk rumah tangganya, serta penaklukannya terhadap Kerajaan Waq Waq yang fantastis, mengawali Kisah 1001 Malam Jilid 7 (dari malam 738 sampai 879) ini.
Selanjutnya, disajikan hikayat yang membangkitkan renungan-renungan sufistik tentang sepasang sahabat, yang satu jahat seumur hidup (Abu Qair), satunya lagi baik seumur hidup (Abu Shair). Hikayat ini mendedahkan bahwa rupanya kebaikan yang tak terbatas mampu “membunuh” kejahatan yang tak terbatas. Diangkat pula hikayat perselingkuhan seorang istri Yahudi—suaminya juga Yahudi—dengan lelaki Nasrani. Hikayat ini membuka kedok tabiat buruk bangsa Yahudi yang terkenal dalam al-Qur’an, yakni demi keselamatan, kesenangan, dan keuntungan dirinya, mereka mampu melakukan apa saja, termasuk sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya sendiri.
Terakhir, dibentangkan kisah tentang saudagar bersahaja asal Mesir, Tajuddin, yang putranya, Nuruddin, terperosok dalam gemerlap kehidupan kawula muda yang melanggar batas-batas agama dan tradisi. Padahal, mulanya ia seorang pemuda yang tak akan melakukan apa pun tanpa diperintahkan oleh Allah Swt. dan tanpa izin dari orang tuanya. Ia lantas dihukum oleh Tuhan dengan “dibuang” ke kota jauh Iskandariah. Tetapi, ini bukan akhir hidupnya, justru permulaan dari petualangannya. Hal-hal fantastis apakah yang akan ia hadapi? Jilid ini akan menjawabnya.
F00285 | 892.7 ALJ k | Perpustakaan (Rak 890) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain